top of page

Sab, 21 Agu

|

Zoom

LOKATALKS #3 Integrating Cultural Heritage & Place &Making Strategy For Sustainable Urban Development”

Tickets are not on sale
See other events
LOKATALKS #3 Integrating Cultural Heritage & Place &Making Strategy For Sustainable Urban Development”
LOKATALKS #3 Integrating Cultural Heritage & Place &Making Strategy For Sustainable Urban Development”

Time & Location

21 Agu 2021, 13.00 – 22 Agu 2021, 15.00

Zoom

About the event

LOKATALKS #3 INTEGRATING CULTURAL HERITAGE & PLACE-MAKING STRATEGY FOR SUSTAINABLE URBAN DEVELOPMENT

Lokalabs kembali mengadakan acara rutinnya, “LokaTalks”, yang diselenggarakan pada 21 agustus 2021 melalui media daring Zoom. Diskusi yang bertemakan “Integrating Cultural Heritage & PlaceMaking Strategy For Sustainable Urban Development” ini berkolaborasi dengan beberapa narasumber representatif sebagai pembicara pada diskusi hari ini.

Masyarakat adalah tokoh utama pariwisata.

“Pariwisata itu sebetulnya tidak bisa dibangun” begitu ucap beliau, Bapak Indra Tri ni Tua selaku Direktur Tata Kelola Destinasi Dan Pariwisata Berkelanjutan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Dan Infrastruktur dalam mengawali sesi webinar.

Menurutnya membangun sebuah pariwisata sama saja dengan merancang suatu wilayah, kita butuh perbedaan pandangan sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan pariwisata. Perencanaan itu mengikuti standar yang telah diikuti dan disepakati bersama-sama yaitu  indikator dari Global Sustainable Tourism Council.

Indonesia mengakomodasi indikator tersebut melalui nilai-nilai yang diinput dalam kebijakan dan regulasi yang mengatur kepariwisataan. Kerangka kebijakan mengacu pada SDG internasional, outputnya yaitu adalah sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan.

Lanjut, Bapak Indra menekankan bahwa konsep sustainable atau berkelanjutan ini perlu dimaknai dengan makna demokrasi. Dari rakyat untuk rakyat. Dalam proses membangun pariwisata masyarakat adalah objek utamanya.

Bapak Indra yakin dengan potensi pariwisata Indonesia yang sangat beragam. “Portofolio budaya kita sangat lengkap dan bervariasi” katanya dengan optimis. Hal ini yang dijadikan sebagai dasar pengembangan wisata budaya.

Wisata budaya adalah bentuk wisata yang tidak hanya memanfaatkan lingkungan alam, namun juga penduduk lokal dan produk-produk sosial sebagai daya tariknya. Seperti desa wisata, candi, wisata sejarah, dan lainnya.

Yang menarik, dominasi wisata Indonesia adalah wisata budaya mencapai angka 60 % (data 2021.) Ini artinya, Indonesia memiliki potensi yang bisa ditarik dari keberagaman budayanya, seperti masyarakat, sosial-kultur suatu lingkungan, tradisi, kuliner, dan sebagainya.

Poin-poin itulah yang harus ditunjukkan dan diapresiasi sebagai upaya peningkatan pariwisata dan pelestarian kebudayaan sekitar. Bapak Indra memaparkan sejumlah strategi pengembangan pariwisata budaya. Main point dari strategi itu ialah story telling. Bagaimana pengunjung dapat menangkap nilai-nilai yang ditawarkan dalam suatu wisata dengan baik. Hal itu bisa dipenuhi dengan memenuhi standar minimal 3A (Atraksi, Amenitas, Aksesibilitas) sebagai syarat dasar pembangunan wisata.

Masalah yang dikembangkan.

Berangkat dari sebuah permasalahan.

Ada begitu banyak permasalahan tapi solusi yang ditawarkan tidak seimbang hal ini justru yang membuat kita harus memiliki energi untuk menjadi kreatif, demikian pendapat Bapak Handoko Hendroyono selaku CEO M Bloc Space di awal sesi.

Bapak Handoko yang sudah bergerak dalam bidang industri kreatif selama bertahun-tahun ini membagikan pengalamannya dalam membangun sebuah space atau ruang. Apa yang harus dilakukan agar benda mati ini menjadi hidup ?

Ketika membangun sebuah ruang, Pak Handoko beranggapan bahwa kita sebenarnya sedang membangun sebuah ekosistem. Ekosistem ini terbangun dari komunitas-komunitas yang terbentuk yang hadir di sekitar ruang.

Untuk menghidupkan ruang yang notabenenya adalah sebuah benda mati, kita perlu pendekatan / placemaking yang mengutamakan kebutuhan-kebutuhan komunitas yang ada di sekitar. Pendekatan ini menjadikan faktor manusia sebagai pertimbangan utama pengguna ruang.

Disinilah peranan storytelling dalam bagi sebuah tempat sangat dibutuhkan. Strategi storytelling dimulai dari experience tempat itu sendiri. Storytelling yang baik mampu menambah nilai pada sebuah tempat dan menarik atensi orang lain.

Salah satu contoh storytelling yang diterapkan oleh Pak Handoko pada M Bloc, Jakarta, dengan memperhatikan kultur yang berkembang \ di sekitar M bloc. Kebiasaan orang-orang disana yang gemar kumpul, foto-foto, dan apresiasi kopi. Tercetus ide “Coffee Tasting” yang mengundang sejumlah penggemar kopi dan timbulah ruang diskusi diantara orang-orang yang ada di sana.

Akhir kata

Berasal dari latar belakang yang berbeda, Pak Indra dan Pak Handoko memiliki pendekatan yang berbeda dalam membangun pengalaman pada penggunanya. Pak Indra menggunakan pendekatan story telling bersifat tematik dan merencanakan dalam cakupan yang cukup luas seperti kebijakan, tata kelola, dan lainnya. Sementara Pak Handoko yang memiliki latar belakang industri kreatif membawa pengalaman pada pengguna ruang melalui kultur sosial yang terjadi dalam sebuah ruang. Adapun begitu, kesamaan dari kedua pendekatan ini ialah mengutamakan manusia sebagai faktor utama pertimbangan dari pembangunan wisata yang berkelanjutan.

Share this event

Event Info: Events
bottom of page